Kamis, 17 November 2011

Ada Kejujuran Dalam Laptopku


Alhamdulillah, kata yang pertama terucap tatkala ayah pada 3 hari lalu memberikan kado ulang tahunku yang ke-11. Perkenalkan namaku adalah Genius, ayahku bernama Smart dan ibu bernama Choice mereka semua adalah sosok yang sangat kucintai dan kusayangi. Aku menyayangi mereka.

Pada hari itu senang dalam hatiku tidak dapat digambarkan, setelah kutahu ternyata isi kado pemberian ayah adalah sebuah laptop. Ku tahu bahwa laptop yang diberikan ayah tidaklah terlalu canggih. Akan tetapi cocok bagiku yang masih belajar ini.

Terbayang dalam pikiranku kerjaan dan tugas-tugas yang bisa ku selesaikan dengan laptopku itu. Dengan laptopku, aku ngga harus pergi ketempat rental komputer hanya sekedar buat mengetik tugas yang diberikan oleh bapak guru disekolah. Aku juga tidak akan pernah lagi dengar nasihat-nasihat ayah manakala aku sering pulang malam dari rental sehabis mengerjakan tugas yang menumpuk dari sekolah ku.

Isi kado itu adalah harapanku 3 bulan terakhir yang pernah ku utarakn pada ayah disela-sela perbincangan keluarga waktu itu. Awalnya ayah menjanjikan memberikan PC-Desktop saja, untuk membantu tugas-tugasku. Aku sempat sedikit menolak tawaran ayah itu, sebab ruang kamarku kecil sehingga jika harus di tempatkan lagi dengan PC rasanya semakin sempit saja.

Pada akhirnya ayah putuskan untuk memberikan laptop saja, katanya biar bisa aku bawa-bawa dan bisa terus belajar dengan laptopku itu. Laptopku juga akan kumanfaatkan untuk membantu dalam pembelajaran sains, karena sudah hampir satu tahun aku belajar dengan kelompok sains. Dan sering mengikuti lomba-lomba sains. Baik itu diwilayah jawa barat, bahkan aku sering dibawa mengikuti lomba sains tingkat nasional.

Waktu itu tak sabar rasanya ingin segera ku nyalakan laptopku itu dan segera untuk menggunakannya, ayah masih berada disampingku mendampingi. Setelah dibuka, aku kaget dengan tampilan dilaptopku ternyata berbeda dengan yang selama ini pernah aku pelajari disekolah atau ku pakai di rental.

Untung ayah ada disampingku dan membimbing dalam menggunakan laptopku itu untuk pertama kalinya. Ayah menyuruh aku untuk memasukan password yang di berikan tadi ketika hendak membuka laptop. Setelah password terbuka tertampilah dalam layar desktop laptopku dan terlihat jelas sebuah logo yang asing bagiku dan tertulis dengan nama Ubuntu 11.04.

Ayah apa ini .? tanyaku.
Ini Ubuntu, Genius. Jawab ayah.
Muncul kerutan di dahiku tanda ku heran, dan kulihat ayah hanya tersenyum.

Ayah menjelaskan bahwa sistem operasi yang bertugas mengatur dan menjalankan sistem di laptopku termasuk kedalam software yang free. Katanya aku boleh menggunakan, memodifikasi dan bisa ikut memberikan bantuan dalam pengembangan sistem tersebut ketika aku sudah mampu nantinya. Bila dibandingkan dengan software lain yang berbayar, maka aku katanya mempunyai kebebasan yang lebih dan salah satunya aku bebas untuk menginstalkan dimana saja.

Lisensi yang digunakan adalah lisensi opensource kata ayah. Ada juga lisensi lain yang mengharuskan aku untuk membayar dari software yang dibeli, aku juga tidak bisa merubah, memodifikasi ataupun menyebarluaskannya. Jika disebarkan ataupun dalam hal ini adalah aku membajaknya kata ayah itu termasuk melanggar pasal Hak Atas kekakayaan Intelektual, wilayahnya adalah pidana, begitu kata ayah.

Aku yakin dalam hal demikian ayah adalah jagonya, menurut cerita ayah, beliau juga aktif di komunitas pengguna software legal ( opensource ).

Berarti yah. Laptopku ini laptop kejujuran dong ?. tanyaku.
Kenapa gitu, de ? timbal ayah.

Menurut cerita ayah software di laptopku kan free. Jadi legal dong yah ? Nggak harus bayar lagi. ? kalaupun memperbanyak tidak masuk membajak, asyik.
Kalau begitu berarti aku ngga harus membajak segala yah.. hehehehe ( tawaku ).

Memang membajak software bukan keharusan de. Itu adalah salah satu bentuk pelanggaran, sebab melanggar norma dan undang-undang.

Asyik, insya alloh dengan adanya kejujuran dalam laptopku ini, belajarku akan lebih barokah lagi, yah.; kataku.
Akan tetapi ade harus lebih banyak belajar lagi, lebih giat lagi,!, ayah menasihati,
Siaappp !, kataku.

Ayah juga berpesan agar aku merawat baik-baik laptopku itu. Ehm dalam laptopku juga sudah tersedia bermacam-macam software yang dapat membantuku untuk mengerjakan tugas-tugas komputer dari sekolah, meski tidak sama dengan yang ada disekolah, menurutku tugas yang dihasilkan itu yang lebih penting.

Alhamdulillah ya alloh engkau telah memberikan ayah dan ibu terbaik dalam hidupku.

“ Ayah takkan kusia-siakan pemberianmu ini, dan terimakasih engkau telah memberikan nilai kejujuran dalam laptopku itu “


Yudhi Kurnia, ST
Guru IT SD-SMP Muhammadiyah Antapani Bandung
29-09-2011

Sumber: goodusers.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More