Senin, 31 Oktober 2011

Keistimewaan Hari Arafah


Sesuai dengan sidang itsbat yang dilakukan oleh Kementerian Agama, MUI dan berbagai ormas, Pemerintah menetapkan bahwa 1 Dzulhijah 1432 H jatuh pada tanggal 28 Oktober 2011 dan Idul Adha pada 6 November 2011. Maka, hari Arafah 9 Dzulhijah jatuh pada tanggal 5 November 2011.

Hari Arafah memang salah satu hari istimewa, karena pada hari itu Allah SWT. membanggakan para hamba-Nya yang sedang berkumpul di Arafah di hadapan para malaikat-Nya. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِي بِهِمُ الْمَلَائِكَةَ فَيَقُولُ مَا أَرَادَ هَؤُلَاءِ


Tidak ada satu hari yang lebih banyak Allah memerdekakan hamba dari neraka pada hari itu daripada hari Arafah. Dan sesungguhnya Allah mendekat, kemudian Dia membanggakan mereka (para hamba-Nya yang sedang berkumpul di Arafah) kepada para malaikat. Dia berfirman, ‘Apa keinginan mereka (akan Ku kabulkan)?‘” (HR. Muslim, no. 1348).

Imam Nawawi rahimahullah berkata: “Hadits ini jelas sekali menunjukkan keutamaan hari Arafah”. (Syarah Shahih Muslim 9/125).
Oleh karena itu, tidak aneh jika kaum muslimin yang tidak wukuf di Arafah disyariatkan berpuasa satu hari Arafah ini, dengan janji keutamaan yang sangat besar.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ

Puasa satu hari Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah), aku berharap kepada Allah, Dia akan menghapuskan (dosa) satu tahun sebelumnya dan satu tahun setelahnya. Puasa hari ‘Asyura’ (tanggal 10 Muharram), aku berharap kepada Allah, Dia akan menghapuskan (dosa) satu tahun sebelumnya.” (HR. Muslim, no 1162).


Hari Arafah sebagai hari disempurnakannya dien dan dicukupkan nikmat

Dalam Shahihain, dari Umar bin Khathab radliyallah 'anhu, ada seorang laki-laki Yahudi berkata kepadanya: "wahai amirul mukminin, ada satu ayat dalam kitab kalian yang kalian baca, kalau ayat itu diturunkan kepada kami, orang-orang Yahudi, pasti kami menjadikan hari diturunkannya itu sebagai hari raya."
Umar radliyallah 'anhu bertanya: "ayat yang mana itu?"
Dia menjawab:

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا

"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu." (QS. Al-Maidah: 3).

Umar menjawab: "kami mengetahui hari dan tempat diturunkannya ayat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, pada saat itu beliau berada di Arafah pada hari Jum'at."

Pada hari Arafah juga Allah SWT. mengambil perjanjian atas keturunan Nabi Adam.
Dari Ibnu Abbbas radliyallah 'anhuma berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Sesungguhnya Allah SWT. telah mengambil perjanjian anak turun Adam pada hari Arafah. Allah mengeluarkan keturunannya dari sulbinya dan meletakkan di tangan-Nya, mereka laksana semut-semut kecil, kemudian Allah berbicara kepada mereka, "bukankah aku ini Tuhan kalian."
Mereka menjawab: "benar, kami menjadi saksi."
"Agar kalian pada hari kiamat tidak berkata, 'Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)' atau agar kalian tidak berkata, 'Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka.
Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu?'.
"
(QS. Al-A'raf: 172-173).
(HR. Imam Ahmad dan dishahihkan oleh al-Albani).



Sumber: Ikadi.or.id

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More